Tugas Minggu Ke-3
Ade Nurestiana
10513147
Aspek Psikologis dari
individu pengguna internet.
Banyak sekali terjadinya fenemona identitas diri
melalui internet secara identitas nyata maupun identitas virtual yang
memungkinkan individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah
identitas lain yang sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat ini banyak sekali jejaring sosial yang
bermuculan, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan lain-lain. Banyak
orang yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut anonim untuk
mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial.
Antaralain faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu
adalah untuk menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri.
Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh
orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik seseorang akan telihat berbeda, ketika
dia berada didunia nyata dengan saat dia berada di jejaring sosial. Saat
didunia nyata mungkin dilihat karakternya sangat pendiam dan tidak mudah
bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara, namun lain halnya saat didunia
maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak
bebicara.
Dalam jurnal ini paparkan oleh Vivi Sahfitri bahwa :
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang telah dilakukan serta sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji korelasi dan
regresi diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada hubungan atau pengaruh
yang signifikan antara Variabel pemanfaatan e-learning
terhadap Prestasi belajar mahasiswa. Pada Kondisi ini
dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial tidak terdapat pengaruh
pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar Mahasiswa.
2. Pengaruh secara parsial dari variabel
pemanfaatan e-learning dengan kemampuan pemahaman mahasiswa
berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau
parsial terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap kemampuan
pemahaman mahasiswa.
3. Hasil pengujian regresi yang dilakukan
secara bersama-sama atau uji serentak di peroleh hasil bahwa Pengaruh secara
bersama dari variabel pemanfaatan e-learning
dengan Prestasi belajar mahasiswa dan kemampuan pemahaman
Mahasiswa menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif.
Dalam Jurnal Perilaku Penggunaan Internet pada
Kalangan Remaja di Perkotaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku penggunaan internet pada kalangan
remaja di perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang
telah diajukan, maka peneliti dapat menyimpulkan tiga hasil temuan
penelitian. Yaitu :
Pertama, usia responden saat pertama kali
mengenal dan menggunakan internet ialah 12 tahun. Rata-rata saat itu
mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana tugas-tugas sekolah yang
diberikan mulai mengharuskan mereka mencari sumber atau bahan-bahannya di
internet sehingga mereka dituntut harus bisa menggunakan internet. Sebagian
besar remaja perkotaan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa teman
sebaya (peer groups) dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali
berinternet bagi mereka, baik untuk bisa melakukan
aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat kesenangan
(seperti: chatting, bermain game online, membuat account di
salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi
situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis
yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan aspek intensitas penggunaan internet,
sebagian besar remaja perkotaan lebih sering mengakses internet di warnet
meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan
secara free (baik di laboratorium komputer atau perpustakaan
sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi remaja perkotaan yang sering
mengakses internet di rumah cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali
mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering
mengakses internet di tempat lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area.
Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya
kalangan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di rumah termasuk
dalam kategori heavy users (pengguna internet yang
menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja
di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan wifi
area publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan sebagai medium
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40
jam per bulan). Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses
internet dengan memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah
menunjukkan bahwa pada umumnya mereka tergolong sebagai light users(pengguna
internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja di perkotaan menggunakan internet
untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu informasi(information
utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi(transactions).
Karakter Kepribadian
Pengguna Internet
Kepribadian
adalah karakteristik dinamik dan terorganisasi dari seorang individu yang
mempengaruhi kognisi, motivasi, dan perilakunya. Kepribadian bersifat unik dan
konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu satu dengan
lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai variabel yang
digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda dengan individu
lainnya.
Orang yang dalam dunia nyata terkenal pendiam, bisa
menjadi pembual di dunia online. Hal ini kental dengan unsur paradoksnya, yakni
orang berani menampilkan dirinya yang nyata (real self) di media yang tidak
nyata atau lebih tepat disebut sebagai dunia virtual dan dengan identitas yang
anonim.
Aspek Demografis Dari Individu
Penggunaan Internet
Selain
adanya kelebihan pada teknologi komunikasi (hi-tech communication) yang telah
disinggung pada bagian sebelumnya maka sebenarnya terdapat beberapa dampak psikologis,
antaranya;
- Individual
space meningkat, yaitu meningkatnya ruang invidual karena telah memperoleh
informasi melalui media komunikasi yang canggih, misalnya internet. Orang
akan lebih menyukai duduk di depan computer yang berinternet daripada bersosialisasi
dengan orang lain di dunia nyata. Dengan demikian, social space akan
menyempit dan digusur dengan individual space tersebut.
- Kecemasan
sosial terhadap
suatu fenomena meningkat. Dengan adanya media komunikasi yang berteknologi
tinggi maka informasi akan lebih cepat menyebar. Contohnya, informasi
mengenai wabah flu burung. Sebelum adanya informasi tersebut, orang tidak
takut mengkonsumsi unggas. Namun setelah adanya informasi yang menyebar
dengan cepat mengenai flu burung maka kecemasan sosial terjadi, yaitu
orang merasa takut untuk mengkonsumsi unggas. Begitu juga fenomena tsunami
di Aceh, sehingga setiap kali gempa di beberapa daerah, orang akan mencari
informasi tentang kemungkinan tsunami. Inilah yang menjadi contoh adanya
kepanikan sosial (social anxiety) karena media komunikasi berteknologi
tinggi yang membahana.
- Kebutuhan
komersial masyarakat meningkat; sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa
media komunikasi yang hi-tech akan mempengaruhi minat audience dan
mempersuasi audience. Oleh karena itu, hal ini digunakan oleh perusahaan
jasa komunikasi dan perusahaan komersial untuk memanfaatkan sifat
konsumerisme masyarakat ini.
- Kriminalitas
meningkat; jika kita melihat tayangan di TV mengenai informasi atau film
tentang kriminalitas dengan modus yang canggih maka ini sebenarnya
merupakan inspirasi bagi pelaku kejahatan lainnya. Proses meniru tayangan
kriminalitas ini yang dikenali sebagai modeling perilaku kejahatan.
Apalagi kalau kita mencermati modus operandi kejahatan di dunia maya
(internet) yang sedang marak maka seolah-olah mudah sekali melakukan
kejahatan yang dibantu dengan media komunikasi berteknologi tinggi. Masih
ingat kasus penipuan melalui e-mail, HP dan chatting?
- Pemenuhan
rasa ingin tahu (need of curiousity); sudah menjadi kodrat manusia
diciptakan dengan kekuatan pemikiran yang luar biasa. Pemikiran ini yang
dirangsang dengan rasa ingin tahu atau penasaran yang besar. Dengan media komunikasi
yang berteknologi tinggi, terjawablah rasa penasaran manusia tentang
apapun itu. Semua bisa kita cari di internet dengan menggunakan kata kunci
tertentu. Mudah kan?
- Tehnologi
dapat mengurangi kreativitas; teknologi yang menjadi alat bantu manusia
menjanjikan sejuta efisiensi. Oleh karena itu, manusia akan menjadi malas
karena kemajuan teknologi tersebut. Sebagai misal, aktivitas copy-paste di
mahasiswa akan menjadi budaya plagiat di kemudian hari. Pada akhirnya
kreativitas seseorang dapat menurun jika ia tak pandai memanfaatkan
teknologi untuk pengembangan dirinya.
Aspek demografis
dari individu pengguna internet
Pengaruh
Gender
Gender dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas
yang dikaitkan dengan jenis
kelamin individu (seseorang) dan diarahkan pada
peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi
batasan gender sebagai “seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang
dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial,
dalam suatu masyarakat. Pengaruh gender di internet pada umumnya wanita yang
sering bermain dengan internet, misalnya facebook, twitter dan lain-lain.
Wanita selalu memposting lebih banyak daripada pria, karena wanita terlalu
sensitive pada apa yang sedang terjadi dan sangat emosional. Pada pria lebih
cenderung ke forum atau game online. Pria juga senang berjam-jam untuk
melakukan hal itu. Internet juga bisa membuat para pria terpengaruh oleh
fashion jaman sekarang. Contohnya dari Korea, bisa saja mereka membuat para
pria mengenakan fashion itu, tetapi dari sudut pandang wanita fashion itu tidak
cocok untuk mereka yang pria jantan, contohnya dari gaya rambut. Jaman sekarang
para pria banyak yang mengikuti gaya rambut dari negara luar, padahal gaya
rambut itu membuat mereka terlihat seperti wanita. Semakin berkembangnya
internet dan globalisasi membuat banyak yang pria seakan-akan menjadi wanita
dan wanita seperti pria.
Pengaruh Usia
Internet juga membawa pengaruh yang signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena
itu, tidak hanya orang dewasa saja yang sudah mengenal internet tapi anak-anak
juga, bahkan mereka sudah bisa menggunakannya secara langsung.
Sebenarnya internet memberikan fungsi secara berlawanan, khususnya bagi
anak-anak karena di satu sisi internet memberikan dampak positif namun di sisi
lain terdapat dampak negatifnya.
Jika dilihat dari sisi positif,dunia internet sangat berarti bagi anak-anak
karena dengan internet anak bisa mencari ilmu pengetahuan atau informasi apa
saja dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu.
Selain itu manfaat lain dari internet adalah anak-anak bisa berlatih
surat-menyurat dalam bentuk email, saling berbincang atau berkomunikasi dengan
yang lainnya dan bisa menambah teman dari berbagai belahan dunia, juga dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan semangat belajar pada anak misalnya dengan
memanfaatkan software yang menarik agar minat belajar anak tersebut menjadi
tergugah.
Disamping lain internet juga terdapat sisi negatifnya. Kebanyakan dari
anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan penasaran yang sangat besar terhadap apa
yang baru mereka kenal atau temui. Bisa saja tanpa sengaja seorang anak membuka
sebuah situs orang dewasa yang tidak layak mereka lihat. tentunya itu dapat
berakibat buruk pada anak tersebut dan mungkin mempengaruhi perkembangannya.
Selain itu dampak negatif lain adalah, anak bisa kecanduan internet atau game
online yang akan membuat anak tersebut menjadi malas dan tidak mengenal waktu.
Jadi seharusnya anak-anak diberikan pengawasan dari orang tua dalam menggunakan
internet, sehingga anak dapat diarahkan ke-hal yang lebih positif dan dapat
terhindar dari dampak negatif.
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia
anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki
cara penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak
sesuai tingkat usianya.
USIA 4 S/D 7 TAHUN
Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun demikian,
peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak menggunakan
Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk memberikan
batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua
sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang tua bisa menyarankan
kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau search engine khusus
anak-anak.
USIA 7 S/D 10 TAHUN
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar
keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. ada masa
ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi
berapa lama dia menggunakan Internet.
USIA 10 S/D 12 TAHUN
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan
kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk
membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi
mereka. Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas.
Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah
benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh
teman-temannya memiliki nilai positif.
USIA 12 S/D 14 TAHUN
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang
menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat
(chatting). Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua
untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya.
Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam
ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi
sang anak kepada orang tua.
USIA 14 S/D 17 TAHUN
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan seorang
anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai matang secara fisik, emosi
dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang terbebas dari orangtua.
Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu diperketat lagi, tetapi tetap tidak
menghilangkan peranan pengawasan orangtua.
Pengaruh Budaya
Keluar masuknya
kebudayaan – kebudayaan asing melalui media massa sebenarnya dapat membentuk
masyarakat yang majemuk, dinamis dan akhirnya membuat identitas kebangsaan
semakin kuat dan mengakar dalam benak masyarakat sehingga dapat memperkaya kekayaan
cultural suatu bangsa. Namun demikian proses pembetukan identitas nasional
bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai pada titik tertentu, tetapi sesuatu
yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan terjadi
pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat
di jaga dan dilestarikan, dan pada akhirnya mengakibatkan identitas global
menguasai nilai – nilai identitas nasional itu sendiri.
Dalam hal ini pengaruh media massa dalam penyebaran identitas sebuah bangsa dan
akhirnya membentuk identitas baru sangatlah kuat. Tanpa media cetak ataupun
elektronik niscaya persebaran identitas tidak akan sekuat saat ini. Mereka
memegang kunci bagi masuk serta keluarnya suatu kebudayaan. Karena media massa
adalah jalan bagi masuknya pengaruh dari luar maka media massa juga harus mampu
menjadi filter bagi masuknya pengaruh – pengaruh tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA